Salah satu daerah di Indonesia yang masih mempertahankan tradisi kebudayaannya yang sangat kental adalah Minangkabau atau yang biasa disebut Minang. Merupakan kelompok etnis atau suku yang tersebar di provinsi Sumatera Barat. Masyarakat Minangkabau umumnya sangat menonjol di bidang perniagaan. Namun, orang Minang juga terkenal akan adat istiadat yang masih dijunjung tinggi hingga hari ini. Upacara adat merupakan salah satu contoh tradisi adat yang masih dilaksanakan sampai sekarang. Salah satu contoh upacara adat Minangkabau adalah Tabuik.
Contoh Upacara Adat Minangkabau
Mengutip buku yang berjudul Primitive Culture karya Edward Burnett Taylor (1924:1), kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Merujuk pada kutipan tersebut, terkandung kepercayaan dan adat istiadat di dalam suatu kebudayaan. Kebudayaan di Minangkabau memperlihatkan keteguhan dalam memeluk agama islam. Sebab rata-rata masyarakat Minang merupakan pemeluk agama islam.
Berikut beberapa contoh upacara adat Minangkabau yang wajib diketahui.
- Tabuik
Upacara adat tabuik merupakan salah satu tradisi masyarakat Minang dalam rangka memperingati wafatnya cucu Rasulullah yang ebrnama Hassan dan Hussein. Prosesi upacara tabuik dilaksanakan selama satu minggu. Puncak perayaan tradisi ini dinamakan Hoyak Tabuik yang dilaksanakan setiap 10 Muharram di Pariaman.
BACA JUGA : Kelenteng Kuno Sam Poo Kong Yang Bersejarah
- Batagak Rumah
Upacara adat Minangkabau selanjutnya adalah batagak ruamh. Upacara adat ini dilaksanakan ketika ada seseorang yang mendirikan rumah gadang. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upacara adat batagak rumah diantaranya adalah mufakat awal, maleo kayu, mancatak tiang tuo, batagak tiang, manaiakkan kudo-kudo, serta manaiak-I rumah.
- Upacara Turun Mandi
Upacara adat turun mandi merupakan tradisi yang dilaksanakan dalam perayaan rasa syukur kepada Sang pencipta atas lahirnya seorang bayi. Tujuan diadakannya tradisi ini adalah untuk memperkenalkan keturunan baru dari satu keluarga ke masyarakat atau kelompok tertentu. Pada umumnya, upacara turun mandi dilaksaknakan ketika bayi menginjak usia tiga bulan.