Ondel-ondel adalah tokoh boneka besar yang ditampilkan dalam pertunjukan rakyat Betawi di Jakarta, Indonesia. Boneka besar ini merupakan ikon kota Jakarta. Ondel – ondel dimanfaatkan untuk memeriahkan pesta atau menyambut tamu kehormatan, biasanya berpasangan. Ondel – ondel merupakan salah satu dari sedikit pertunjukan rakyat Indonesia yang bertahan dari modernisasi dan masih rutin dipentaskan.
Sejara Ondel – ondel
Secara tradisional, sosok ondel-ondel dikenal sebagai barongan, sebuah kata yang berasal dari barong, roh pelindung yang dapat ditemukan dalam budaya animisme Austronesia jauh sebelum masuknya agama Hindu. Figur tersebut dipentaskan di sekitar desa untuk melindungi dari bencana atau mengusir roh jahat yang berkeliaran. Hal ini dianggap sebagai representasi nenek moyang yang melindungi desa.
BACA JUGA : Sejarah Tari Piring Khas Sumatera Barat
Catatan pertama tentang ondel-onndel mungkin dibuat oleh saudagar Inggris William Scot yang mencatat bahwa een reus raksasa (“rakshasa raksasa”) adalah salah satu tokoh yang diikutsertakan dalam prosesi yang dipimpin oleh Pangeran Jayakarta Wijayakrama untuk merayakan penyunatan Pangeran berusia 10 tahun. Abdul Mafakhir pada tahun 1605.
Hingga masa kolonial modern, sosok ondel-ondel tercatat memiliki ciri wajah yang mengerikan seperti taring besar dan mata berkacamata yang mengancam, mirip dengan sosok Barong atau Rangda Bali. Ondel-onddel dipertunjukkan di jalanan dan meminta candu kepada orang yang lewat. Ketika candu dilarang di Hindia Belanda, para boneka ondel justru meminta cerutu dengan cara memasukkan cerutu ke dalam mulutnya. Pada masa ini, masyarakat Betawi setempat masih percaya bahwa ondel-ondell dapat melindungi desa dari penyakit seperti cacar air. Pertunjukan ondel-ondell direkam oleh penulis Amerika E.R. Scidmore yang mengunjungi Batavia pada akhir abad ke-19 dan mencatat adanya pertunjukan jalanan dalam bentuk tarian, yang bisa jadi merupakan pertunjukan ondel-ondell.
Pembangunan ondel-ondel harus mengikuti ritual tertentu. Sebelum pembangunan ondel-ondel, pembuatnya harus memberikan persembahan berupa dupa, kembang tujuh rupa, dan bubur nasi. Persembahan tersebut dimaksudkan agar proses pembuatan ondell-ondel berjalan lancar dan agar roh kebajikan masuk ke dalam sosok tersebut.