Candi Dieng (Bahasa Indonesia: Candi Dieng) adalah sekelompok candi atau kompleks candi Hindu abad ke-7 dan/atau kedelapan yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, dekat Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia. Bangunan-bangunan ini berasal dari Kerajaan Kalingga.  Dataran tinggi ini adalah rumah bagi delapan candi. Hindu kecil yang merupakan salah satu bangunan keagamaan tertua yang pernah dibangun di Jawa dan candi Hindu paling awal di Indonesia. Candi-candi tersebut menunjukkan banyak ciri arsitektur candi Hindu India.
Nama asli candi, sejarah, dan raja yang bertanggung jawab atas pembangunan candi tersebut tidak diketahui. Hal ini dikarenakan langkanya data dan prasasti yang terkait dengan pembangunan candi-candi tersebut. Penduduk lokal Jawa menamai masing-masing candi menurut tokoh pewayangan Jawa yang sebagian besar diambil dari epos Mahabharata.
Museum Kailasa di dekatnya berisi banyak patung yang diambil dari candi
Sejarah Candi Dieng
Tidak jelas kapan bangunan tersebut dibangun, dan diperkirakan dibangun antara pertengahan abad ke-7 hingga akhir abad ke-8 M; ini adalah struktur batu tertua yang diketahui berdiri di Jawa Tengah. Awalnya diperkirakan berjumlah 400 tetapi hanya delapan yang tersisa setelah petani lokal memindahkan batu setelah danau dikeringkan pada abad ke-19.
BACA JUGA : 2 Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit
Meneliti gaya arsitektur candi Jawa, para arkeolog mengelompokkan candi Dieng dalam gaya Jawa Tengah Utara, bersama dengan candi Gedong Songo. Dan sampai batas tertentu juga termasuk candi Badut di Jawa Timur, dan candi Cangkuang dan Bojongmenje di Jawa Barat. Dan menyarankan agar semuanya Candi-candi ini dibangun dalam kurun waktu yang sama, berkisar antara abad ke-7 hingga ke-8. Sebuah prasasti yang ditemukan di dekat Candi Arjuna di Dieng bertanggal sekitar tahun 808-809 M, merupakan spesimen aksara Jawa kuno tertua yang masih ada. Yang mengungkapkan bahwa Candi Dieng terus dihuni dari pertengahan abad ke-7 hingga awal abad ke-9.
Candi Dieng ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh seorang tentara Inggris yang sedang berkunjung dan melihat reruntuhan candi tergeletak di tengah danau. Saat itu dataran yang mengelilingi gugusan Arjuna tergenang air dan membentuk sebuah danau kecil. Pada tahun 1856, Isidore van Kinsbergen memimpin upaya mengeringkan danau untuk mengungkap candi. Pemerintah Hindia Belanda melanjutkan proyek rekonstruksi pada tahun 1864. Dilanjutkan dengan studi lebih lanjut dan foto yang diambil oleh Van Kinsbergen. Candi-candi tersebut sekarang diyakini diberi nama sesuai dengan nama pahlawan epos Hindu Mahabharata.