Sejarah Asal Usul Dengan Adanya Suku Waropen Di Pesisir Pantai

Estimated read time 2 min read

Sejarah Asal Usul Suku Waropen merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah pesisir pantai utara. Papua khususnya di Kabupaten Waropen dan beberapa daerah sekitarnya dan juga di Kabupaten Wondama Papua Barat disebut Waruri. Masyarakat dalam suku Waropen yang telah berkomunikasi dengan menggunakan sebuah bahasa Waropen. Sebagai bahasa ibu, saat itu serta bahasa Indonesia dan Melayu Papua hingga digunakan sebagai lingua franca wilayahnya.

Jacob Weyland, seorang peneliti asal Belanda, pertama kali menyebut kata Aropen oleh Jacob Weyland pada tahun 1705. Saat itu Weyland berlayar ke Aropen atas perintah pemerintah Belanda dengan kapal layar Geelvink, Kraanvogel, dan Nova Guinea.

Kemudian Weyland turun dari kapal layar dan mencapai pemukiman bernama Erropang (Aropen) pada tanggal 30 Mei 1705. Saat itu masyarakat disana takut dan waspada terhadap orang kulit putih. Penduduk asli sendiri menyebutnya Waropen yang artinya ‘orang yang datang dari pedalaman’ yaitu dari Gunung Tonater di Wamusopedai.

Sejarah Asal Usul Dengan Adanya Suku Waropen

Hal ini dapat dibenarkan, karena ada kaitannya dengan kepercayaan yang hidup pada masyarakat hukum adat Waropen. Artinya masyarakat Waropen merupakan masyarakat yang merantau ke daerah pantai akibat kuatnya air terjun. Sehingga masyarakat Waropen terseret arus ke Waropen Ambumi dan Roon di Kabupaten Nabire dan Kabupaten Manokwari di sebelah barat. Serta Waropen Ronari di sebelah timur.

Oleh karena itu, hak Sera adalah jika seorang Sera Bawah berhak mendapatkan budak pertama. Yang ditangkap oleh anggota marga atau marga ekornya. Juga mendapat tawaran tembakau dari pasangan muda yang baru saja menikah. Ia juga berhak mendapat bantuan dari anggota marganya untuk membangun rumahnya yang disebut seraruma.

Posisi Sera juga bisa dijabat oleh seorang wanita bernama Mosaba atau Ratu. Hengki Wanda, penulis lagu Mosaba, mengatakan Mosaba juga merupakan keturunan langsung dari Sera. Atau anak pertama seorang Sera, ia juga yang menentukan besarnya pembayaran mahar di setiap marga.

Baca Selengkapnya……………Sejarah Asal Usul Mengenal Suku Tengger Dan Tradisi

You May Also Like

More From Author