Sejarah Asal Usul Tari Tunajaya di Bali merupakan pulau yang kaya akan budaya dan seni yang diwariskan secara turun temurun. Salah satu bentuk kekayaan seni yang ada di Bali adalah Tari Trunajaya. Tari Trunajaya merupakan tarian yang berasal dari Bali, tepatnya Buleleng. Tarian ini diciptakan pada tahun 1915 oleh Pan Wandres berupa Kebyar Legong. Namun belakangan tarian ini disempurnakan oleh I Gede Manik.
Pada tahun 1925, I Gede Manik menunjukkan identitasnya sebagai pencipta tari bersama rekannya, Mangku Ongka. Merekalah penari pertama tari Kebyar Legong. Ia mengambil inspirasi dari tari Kebyar Legong yang sering dipentaskan, kemudian ia menciptakan tari versi lain. Yang durasinya lebih singkat namun tetap
Pada tahun 1950-an, tarian ini ditampilkan untuk menyambut Bung Karno dan tamunya di sebuah hotel di Denpasar. Kemudian setelah takjub dengan tarian tersebut, Bung Karno memberi nama pada tarian tersebut. Nama yang diberikan adalah tari Tarunajaya yang berarti taruna yang mulia.
Tari Trunajaya merupakan tarian yang termasuk dalam kategori tari hiburan. Sebagai salah satu jenis tarian hiburan, tentu saja tarian ini dapat dibawakan dimana saja. Tari Trunajaya bercerita tentang seorang pemuda yang sedang beranjak dewasa.
Sejarah Asal Usul Adanya Tari Trunajaya Dan Makna Tata Busana Pola Lantai
Seluruh gerak tari Trunajoyo tidak lain menggambarkan kejayaan masa muda, penuh gejolak, semangat dan keingintahuan. Yang tercermin dalam gerak dinamis penuh tekad. Tari Trunajaya merupakan tari keras laki-laki yang ditarikan oleh penari perempuan.
Hiasan telinga menggunakan rumbing (berbentuk sayap) yang diselipkan pada daun telinga. Sebagai pelengkap, hiasan bunga ylang-ylang berwarna merah putih ditambahkan pada hiasan di telinga kanan dan kiri. Penutup dada dan simping kulit, simping kulit merupakan hiasan penutup bahu yang kemudian. Ditambahkan pada penutup dada untuk menahan simping agar tidak rontok.
Baca Selengkapnya………..Sejarah ASal Usul Manusia Yang Menjadi Dimensi Paling Penting