Asal Usul Kota Pontianak Dari Hutan Belantara hingga Pusat Urban

Estimated read time 3 min read

Asal Usul Kota Pontianak, memiliki sejarah yang unik dan menarik dan terkenal sebagai ” Kota Khatulistiwa ” Pontianak bukan hanya kota besar yang terletak di garis khatulistiwa, tapi juga kaya akan sejarah dan budaya. Mari kita jelajahi bagaimana kota ini didirikan dan dikembangkan. Asal Usul kota tersebut, di mulai dari ketika Syarif Abdurrahman Alkadrie dan rombongan membuka hutan di persimpangan tiga sungai: Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar.

Kisah Kota Pontianak dimulai pada tanggal 23 Oktober 1771, Pemilihan lokasi ini bukan tanpa alasan, jalur penyeberangan sungai merupakan titik strategis untuk perdagangan dan pelayaran.

Menurut cerita, Syarif Abdurrahman memilih lokasi tersebut setelah menempuh perjalanan jauh dari Mempawah. Konon ketika pertama kali datang, ia sering diganggu oleh roh kuntilanak, sehingga ia menembakkan meriam untuk mengusir hantu tersebut. Di tempat jatuhnya meriam tersebut kemudian dijadikan sebagai lokasi berdirinya kota tersebut, yang akhirnya diberi nama Pontianak.

Nama Pontianak Dan Legenda Di Baliknya

Nama “Pontianak” mempunyai beberapa versi asal usulnya. Versi yang paling populer adalah terkait makhluk halus kuntilanak yang sering muncul di daerah tersebut. Namun akan tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa nama ini berasal dari kata “Punti” yang dalam bahasa setempat berarti pohon yang tinggi. Ada pula yang mengatakan bahwa nama tersebut berasal dari kata “Pontian” yang berarti persinggahan atau tempat singgah, merujuk pada peran kota tersebut sebagai tempat singgah para pedagang dan pelaut.

Perkembangan Kota Pontianak

Pada tahun 1778, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan pertama di Kesultanan Pontianak. Kesultanan ini berperan penting dalam perkembangan kota sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan utama di Kalimantan Barat. Pusat pemerintahan kesultanan ditandai dengan dibangunnya Masjid Jami (sekarang Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariah yang masih berdiri hingga saat ini di Desa Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur.

BACA JUGA : Sejarah Dan Asal Usul Budaya Di Pulau Dewata Bali

Pada masa pemerintahan Syarif Abdurrahman dan penerusnya, Pontianak berkembang pesat. Banyaknya pedagang dari berbagai daerah datang ke Pontianak untuk berdagang, menjadikan kota ini salah satu pusat perekonomian di Kalimantan. Keberadaan Sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia juga sangat vital bagi kehidupan dan perekonomian masyarakat setempat. Sungai ini merupakan jalur utama transportasi dan perdagangan masyarakat Pontianak.

Keunikan Kota Pontianak

Salah satu keunikan Pontianak adalah posisinya yang tepat berada di garis khatulistiwa. Hal ini menjadikan kota ini mempunyai iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Setiap tahun terjadi fenomena alam unik yang disebut Solar Culmination, dimana bayangan objek vertikal menghilang selama beberapa detik. Tugu Khatulistiwa yang terletak sekitar 3 km dari pusat kota menjadi ikon Kota Pontianak dan menarik banyak wisatawan.

Sejarah Pemerintahan Dan Pengaruh Kolonial

Dan setelah masa kejayaan kesultanan, Pontianak mengalami berbagai fase pemerintahan, termasuk pada masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1778, Belanda mulai masuk ke Pontianak dan menjadikan salah satu pusat pemerintahannya di Kalimantan. Pengaruh kolonial ini membawa perubahan pada struktur pemerintahan dan perkembangan kota.

Setelah Indonesia merdeka, Pontianak menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan terus berkembang menjadi kota modern. Infrastruktur kota seperti bandara internasional, pelabuhan, dan fasilitas pendidikan terus ditingkatkan, menjadikan Pontianak sebagai pusat ekonomi, pendidikan, dan budaya Kalimantan Barat.

You May Also Like

More From Author