Sejarah Asal Usul dan Perkembangan Bahasa Melayu, sebenarnya sejarah bahasa ini kaya dengan berbagai cerita karena meliputi beberapa benua. Sementara itu, bahasa Melayu juga mewakili unsur-unsur seperti identitas nasional dan perdagangan internasional. Mari kita cermati beberapa peristiwa khusus dalam evolusi bahasa Melayu dan pengaruhnya terhadap kehidupan kita saat ini. Bahasa Melayu secara resmi dikenal sebagai bahasa Austronesia. Sejarah Asal usul bangsa Melayu dapat ditelusuri dari suku Austronesia yang mendiami:
– Sumatera ( antara pulau dibawah wilayah Indonesia )
– Semenanjung Melayu ( dimana Semenanjung Malaysia adalah Sebagian wilayahnya )
– Borneo ( dimana terletaknya Sabah dan Sarawak ).
– Dan pulau-pulau sekitarnya
Oleh karena itu, banyak sejarawan Melayu yang menganggap orang Melayu sebagai “pedagang terkenal” di masa lalu. Dengan kebudayaan yang sejak awal melibatkan perdagangan di sekitar wilayah pesisir, tidak mengherankan jika mereka yang kini tinggal di sepanjang pesisir Semenanjung Malaysia, Sarawak, dan Sabah dikenal sebagai “Melayu lokal”.
Ketika perdagangan internasional menjadi semakin populer, bahasa Melayu banyak digunakan dalam urusan administrasi dan federal, dan akhirnya dimasukkan dalam buku pelajaran yang Anda baca di sekolah. Bahasa Melayu merupakan, bahasa pengikat yang melintasi manusia dan budaya.
Bahasa Melayu Berkembang Dan Mencapai Bentuk Yang Halus Seiring Berjalannya Waktu
Meskipun banyak pendapat mengenai bagaimana bahasa Melayu terbentuk, namun perkembangan bahasa Melayu dapat dibagi menjadi empat zaman penting jika kita memperhitungkan Malaysia. Lanjutkan penjelajahan sejarah bahasa Melayu ketika Anda belajar bahasa Melayu di sekolah.
Bahasa Melayu Kuno (sekitar 2000 SM hingga abad ke-15)
BACA JUGA : Sejarah Perencanaan Urban Planning Dunia Mulai Eropa-Indonesia
Sebagian besar catatan awal bahasa Melayu Kuno menunjukkan pengaruh kuat dari masyarakat India, seperti terlihat pada penggunaan kosakata Sansekerta dan aksara Pallawa, aksara Tamil kuno yang diterima sebagai sistem penulisan Melayu pada saat itu.
Sistem penulisan Melayu berkembang dengan memasukkan aksara Kawi, aksara Jawa kuno. Dengan pemerintahan Sriwijaya yang berkuasa di Kesultanan Melaka, penduduk saat itu mengakui bahasa Melayu sebagai lingua franca.
Bahasa Melayu Klasik (abad ke-15 hingga abad ke-19)
Pasca Kesultanan Melaka, terjadi perubahan radikal dalam penggunaan bahasa Melayu dalam perkembangan Islam. Namun beberapa istilah dalam bahasa Arab, seperti yang digunakan dalam Al-Quran dan Hadits, tidak ditemukan dalam bahasa Pallawa dan Kawi. Hal ini menyebabkan terbentuknya aksara Jawi yang identik dengan bahasa Melayu.
Bahasa Melayu Moden (abad ke-19 hingga tahun 1957)
Pada era ini, perkembangan bahasa Melayu bergantung pada pengambilan kata-kata dari bahasa kolonial seperti Inggris, Portugis, dan Belanda. Pada saat yang sama, bahasa Melayu mulai menjadi bahasa baku seiring dengan perkembangan kamus dan kaidah tata bahasa. Ketika Malaysia, Indonesia dan Singapura merdeka, bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa nasional.
Bahasa Melayu Kontemporari (1957 hingga kini)
Di era terakhir sejarah bahasa Melayu, kembali muncul tantangan dalam penguasaan bahasa ini. Untungnya kendala ini dapat diatasi melalui kerjasama linguistik antara Malaysia dan Indonesia pada tahun 1966. Meski belakangan ini banyak kata Melayu yang dipinjam dari bahasa Inggris, Malaysia tetap memprioritaskan penggunaan bahasa Melayu di seluruh negeri.