Sejarah Kereta Api Indonesia, Dan Asal Usulnya

Estimated read time 3 min read

Sejarah Kereta Api Indonesia, tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Sejarah Kereta Api Indonesia (KAI). Moda transportasi massal ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Jalur kereta api pertama bahkan mulai dibangun pada tahun 1864. Dikutip dari situs resmi KAI, tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Ulang Tahun KAI. Namun tepat pada tanggal 28 September 1945, Indonesia berhasil mengambil alih stasiun dan Kantor Pusat Kereta Api di Bandung yang dikuasai Jepang.

Departemen Perkeretaapian Republik Indonesia (DKARI) didirikan pada tanggal 28 September 1945. Hari lahirnya diperingati sebagai Hari Perkeretaapian Indonesia.

Sejarah Perkeretaapian Indonesia

Jalur kereta api Indonesia yang pertama dibangun pada tanggal 17 Juni 1864. Jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) dibangun di Desa Kemijen oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele.

Dan pembangunan jalur kereta api, pertama dilakukan oleh perusahaan swasta Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) dengan menggunakan lebar lintasan 1.435 mm.

Pembangunan Jalur Kereta Api Di Luar Jawa

Masih pada periode yang sama, jalur kereta api juga dibangun di luar Pulau Jawa, tepatnya di Pulau Sumatera dan Sulawesi. Pembangunan jalur kereta api dilakukan di Aceh pada tahun 1876, Sumatera Utara pada tahun 1889, Sumatera Barat pada tahun 1891, Sumatera Selatan pada tahun 1914, dan Sulawesi pada tahun 1922.

BACA JUGA : Suku Baduy, Asal Usul dan Juga Tradisinya

Perkeretaapian Diambil Alih Jepang

Pada tahun 1942 pemerintah Hindia, dan Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak saat itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih oleh negara Jepang dan berganti nama menjadi Rikuyu Sokyuku ( Layanan Kereta Api ). Pada masa kekuasaan Jepang, operasional kereta api hanya diprioritaskan untuk keperluan perang.

Perkeretaapian Indonesia Setelah Merdeka

Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia mengambil alih stasiun dan markas kereta api yang dikuasai Jepang.

Kantor Pusat Kereta Api yang terletak di Bandung berhasil direbut pada tanggal 28 September 1945. Hari tersebut kemudian dijadikan momen peringatan dan ditetapkan sebagai Hari Kereta Api Indonesia.

Hal ini sekaligus dapat menandai, berdirinya Departemen Perkeretaapian Republik Indonesia (DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia pada tahun 1946, Belanda kembali membentuk perkeretaapian di Indonesia yang disebut Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta kecuali DSM.

Berdasarkan perjanjian perdamaian Konferensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949, aset milik pemerintah Hindia Belanda diambil alih. Pemindahan tersebut dilakukan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Departemen Kereta Api (DKA) pada tahun 1950.

Pada tanggal 25 Mei, DKA berubah menjadi Perusahaan Kereta Api Negara (PNKA). Pada tahun tersebut juga diperkenalkan simbol Wahana Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia sebagai alat transportasi andalan.

Dan pada tahun 1971, pemerintah Indonesia mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Biro Kereta Api (PJKA). Namun belum selesai sampai disitu, PJKA kemudian berubah bentuk menjadi Perusahaan Kereta Api Umum ( Perumka ) pada tahun 1991.

Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT Kereta Api (Persero) pada tahun 1998. Lalu pada tahun 2011 nama perusahaan PT Kereta Api (Persero) berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang ditandai dengan logo baru.

You May Also Like

More From Author