Perkembangan Kota Palembang Dan Budaya-nya

Estimated read time 3 min read

Perkembangan Kota Palembang, juga merupakan kota terpadat dan terbesar kedua di Pulau Sumatera. Dan setelah Kota Medan, kota terpadat dan kota terbesar kelima di Indonesia setelah Jabodetabekjur, Surabaya, Bandung, Medan dan kota terbesar kesembilan belas di Asia Tenggara.

Kota Palembang dan beberapa kabupaten di sekitarnya (Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir) dikembangkan oleh pemerintah pusat menjadi wilayah metropolitan di Indonesia dengan wilayah yang disebut Paturaya Agung atau Palembang Raya.

Kota tersebut dianggap sebagai salah satu pusat Kerajaan Sriwijaya. Serangan Rajendra Chola, dari Kerajaan Chola pada tahun 1025. Hingga menyebabkan kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak lagi berarti bagi para pedagang asing.

Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok, nama Pa-lin-fong yang terdapat dalam buku Chu-fan-chi. Yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua merujuk pada Palembang.[11][12] Berdasarkan cerita Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan, dikisahkan bahwa seorang tokoh asal Kediri bernama Arya Damar, selaku bupati Palembang, ikut serta dalam penaklukan Bali bersama Gajah Mada Mahapatih Majapahit pada tahun 1343.

Pada awal abad ke-15, kota palembang diduduki oleh bajak laut Chen Zuyi yang berasal dari Tiongkok. Armada bajak laut Chen Zuyi kemudian dihancurkan oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1407.

Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires, seorang apoteker asal Portugis, mengatakan bahwa Palembang telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk ke kesultanan Demak dan juga ikut serta menyerang Malaka yang saat itu telah dikuasai oleh Kesultanan Demak. orang Portugis.

Palembang muncul, sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman. Sebagai raja pertamanya. Namun pada tahun 1823 kesultanan Palembang dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah itu palembang dipecah menjadi dua karesidenan besar dan permukiman di palembang dipecah menjadi daerah ilir dan ulu.

Seni Dan Budaya

Kesenian yang terdapat di palembang antara lain:

1. Kesenian Kuntau Palembang dan Dul Muluk (pertunjukan drama tradisional melayu palembang)
2. Tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan untuk menyambut tamu, Tari Tanggai yang dibawakan pada resepsi pernikahan, Zapin dan Rodat (Tarian Tradisional Melayu, Khususnya Tarian Tradisional Palembang)
3. Syarofal Anam merupakan kesenian Islam yang dibawa oleh para saudagar Arab pada masa lampau, dan menjadi terkenal di Palembang oleh KH. M Akib, Ki Kemas H. Umar dan S. Abdullah bin Alwi Jamalullail
4. Lagu daerah seperti Melati Karangan, Ya Saman, Piala Mak Ilang, Ya Salam dan Gending Sriwijaya
5. Rumah Adat Melayu Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit

BACA JUGA : Sejarah Negara Kosovo Menjadi Tempat Pertentangan Wilayah

Selain itu, kota palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia yaitu kain songket. Kain songket palembang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan di kalangan keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut dengan sebutan Ratu Kain. Hingga saat ini, kain songket masih dibuat dengan cara ditenun secara manual/tradisional dan menggunakan alat tenun tradisional.

Sejak dahulu kala, kain songket telah digunakan sebagai pakaian tradisional kerajaan. Warna yang umum digunakan pada kain songket adalah emas dan merah. Kedua warna ini melambangkan masa keemasan Kerajaan Sriwijaya dan pengaruh Tiongkok di masa lalu. Bahan yang digunakan untuk menghasilkan warna emas ini adalah benang emas yang didatangkan langsung dari China, Jepang, dan Thailand. Dan benang emas inilah yang membuat harga kain songket melambung tinggi dan menjadikannya salah satu tekstil terbaik di dunia.

You May Also Like

More From Author