Sosial Budaya sejarah Kamboja dapat dibagi menjadi tiga periode penting, yaitu Kerajaan Funan dari tahun 68 M hingga 550 M, Kerajaan Khmer dari tahun 802 M hingga 1432 M, dan sejarah modern yang berlangsung dari tahun 1863 M hingga sekarang.
Kerajaan Khmer telah memainkan peran penting dalam sejarah Kamboja dan pada periode inilah banyak landmark paling terkenal di Kamboja dibangun, termasuk kompleks Kuil Angkor Wat.
Namun Kerajaan Khmer mulai mengalami kemunduran pada abad ke-14. Kemudian, kerajaan tersebut ditaklukkan oleh Siam pada tahun 1431 Masehi.
Pada abad-abad berikutnya, Kamboja berada di bawah kendali berbagai kekuatan luar. Salah satunya adalah Perancis yang menjajah Kamboja pada abad ke-19. Jepang juga menjajah Kamboja selama Perang Dunia II.
Pada tahun 1950-an, negara Kamboja memperoleh kemerdekaan dari Perancis, namun situasi politiknya masih tidak stabil. Sementara itu, pada tahun 1975, Khmer Merah, kelompok komunis radikal, berhasil menggulingkan pemerintahan.
Kelompok ini memprakarsai rezim brutal yang berlangsung hingga tahun 1979. Pada masa ini, hampir dua juta warga Kamboja meninggal karena eksekusi, kelaparan, dan penyakit.
Kemudian, pada tahun-tahun setelah pemerintahan Khmer Merah, negara Kamboja berjuang untuk membangun pemerintahan yang demokratis dan stabil.
Kondisi Sosial Budaya Kamboja
Kamboja memiliki luas wilayah 181.035 km persegi. Negara ini berada di Semenanjung Indochina.
Kamboja mempunyai pemerintahan berbentuk monarki konstitusional dengan raja sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Negara ini memiliki lima pemerintahan daerah dengan ibu kota terletak di Phnom Penh.
Kamboja memiliki populasi lebih dari 11 juta orang. Mayoritas penduduknya adalah Khmer. Bahasa resminya adalah Khmer.
Mayoritas penduduk Kamboja beragama Budha. Maka tidak heran jika kebudayaan yang berkembang di negeri ini adalah agama Budha Theravada. Mayoritas penduduk Kamboja beragama Buddha, disusul agama minoritas lainnya seperti Islam, Agama Tradisional (agama rakyat), Kristen, dan lain-lain.
Mata pencaharian masyarakat Kamboja berasal dari sektor pertanian. Kondisi ini didukung oleh suburnya wilayah Kamboja, khususnya di sepanjang Sungai Mekong.
Perekonomian Kamboja terpuruk pada masa Republik Demokratik berkuasa. Namun, pada tahun 1990an, Kamboja menunjukkan kemajuan ekonomi yang mengesankan. Pendapatan per kapita Kamboja memang meningkat drastis, namun peningkatan tersebut tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN. PDB tumbuh 5,0% pada tahun 2000 dan 6,3% pada tahun 2001. Pertanian masih menjadi andalan kehidupan perekonomian masyarakat terutama bagi masyarakat pedesaan, selain itu pariwisata dan tekstil juga menjadi andalan perekonomian di Kamboja.
Dan perlambatan ekonomi sudah terjadi pada saat krisis keuangan di Asia tahun 1997. Investasi asing dan pariwisata turun sangat drastis, terjadi kekacauan ekonomi memicu kekerasan dan kerusuhan di Kamboja.
BACA JUGA : Jejak Sejarah Kebudayaan India Di Negara Indonesia