Sejarah Kota Ambon, Asal Usul Dan Kultur

Estimated read time 3 min read

Sejarah Kota Ambon sebagai kota yang menjadi ibu kota Provinsi Maluku, Indonesia, berlangsung selama lima abad. Pada awalnya Pulau Ambon dihuni oleh Suku Ambon, yang berasal dari Pulau Seram di sisi utara Ambon. Cikal bakal Kota Ambon mulai ada setelah kedatangan penjelajah Portugis, ke Maluku pada tahun 1513 M. Setelah itu muncullah berbagai desa yang terus berkembang hingga menjadi Kota Ambon seperti sekarang.

Kota ini diincar orang Eropa karena andalan perekonomiannya berupa perdagangan rempah-rempah. Dengan demikian, terjadilah berbagai peralihan kekuasaan, mulai dari Portugal, Belanda, dan Inggris Raya. Kota ini menjadi kota pada tahun 1926 dengan diangkatnya Walikota Ambon setelah sebelumnya berada langsung di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal. Sejak saat itu, kota ini berkembang pesat hingga menjadi salah satu kota terbesar dan termaju di Indonesia Timur seperti saat ini. Kota ini juga menikmati pertumbuhan ekonomi yang pesat setelah memiliki pemerintahan kota sendiri.

Asal-usul Nama KotaAmbon

Asal usul istilah orang Ambon tidak mudah untuk diketahui. Menurut informasi yang diberikan warga setempat, istilah tersebut berasal dari kata ombong yang merupakan bentuk lokal dari kata embun. Puncak gunung di Pulau Ambon seringkali tertutup embun tebal.[3] Istilah Laha juga digunakan untuk menamai Benteng Nossa Senhora de Anunciada yang merupakan cikal bakal kota tersebut. Dalam bahasa setempat, laha diartikan sebagai pelabuhan.

BACA JUGA : Tempat Dan Budaya Di Dunia Suku Melayu

Meskipun kini istilah Ambon merujuk pada kota Ambon, pulau Ambon, dan suku Ambon, namun dalam perkembangan sejarah ( khususnya pada abad ke-20 ), istilah Ambon merujuk pada masyarakat Maluku Tengah. Ungkapan orang Ambon (Ambonezen) sendiri juga merujuk pada penduduk di Maluku Tengah, meski awalnya hanya digunakan untuk penduduk kota Ambon yang memiliki budaya mestizo.

Masa Penjajahan Portugis

Setelah Portugis tiba pada tahun 1513 M sebagai pemukim Eropa pertama, sekitar tahun 1575, penguasa Portugis mengerahkan penduduk sekitar untuk membangun Benteng Kota Laha atau Ferangi yang diberi nama Nossa Senhora de Anunciada di Dataran Honipopu. Dalam perkembangannya, masyarakat pekerja mendirikan desa-desa yang disebut soa, yaitu kesatuan kekerabatan yang berbentuk keluarga besar terbatas seperti Kilang, Ema, Soya, Hutumuri, Halong, Hative, Selale, Urimessing, dan Batu Merah yang menjadi basisnya. Kota Ambon karena dalam perkembangannya selanjutnya masyarakat ini telah menjadi masyarakat genealogis teritorial yang teratur.

Setelah bangsa Belanda berhasil menguasai Kepulauan Maluku, dan khususnya Ambon dari kekuasaan Portugis. Maka benteng Nossa Senhora de Anunciada, direbut pada tahun 1605 M dan dijadikan pusat pemerintahan kolonial dan diberi nama Victoria. Benteng ini terkena gempa hebat dan rusak parah, kemudian direnovasi dan berganti nama menjadi Nieuw Victoria. Meski bernama baru, Nieuw Victoria, benteng ini lebih dikenal masyarakat setempat dengan nama Fort Victoria hingga kini.

Benteng ini terkenal sebagai tempat digantungnya Pattimura pada tanggal 16 Desember 1817. Dan Pahlawan Nasional Slamet Rijadi juga gugur di benteng ini dalam pertempuran melawan pasukan Republik Maluku Selatan.

You May Also Like

More From Author