SEJARAH – Asal – Usul Arca Gupolo. Situs-situs bersejarah di Yogyakarta memang selalu menarik perhatian dan membuat kita penasaran dengan asal-usulnya serta mitos yang mengelilingi masyarakat Jawa. Jika kamu sudah mengenal Prambanan, Kalasan, dan Plaosan, tahukah kamu tentang situs Arca Gupolo? Situs ini berada di desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dan sangat direkomendasikan untuk dikunjungi bagi mereka yang mencintai sejarah dan kebudayaan.
Situs Arca Gupolo terletak di dalam hutan, di ketinggian 195 mdpl. Lokasinya dekat dengan Candi Ijo, hanya sekitar satu kilometer saja. Untuk mencapai situs ini, pengunjung harus melewati jalan menanjak ke kawasan Candi Ijo. Kemudian, kamu akan menemui gapura berwarna hijau dengan gambar pancasila di sebelah kanan jalan. Sayangnya, kendaraan tidak dapat mencapai lokasi yang dekat. Sehingga kamu harus menitipkannya dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melalui jalan setapak menuju Situs tersebut.
Menurut cerita yang beredar, Gupolo adalah seorang patih dari Raja Keraton Ratu Boko, yang juga merupakan ayah dari Roro Jonggrang. Gupolo dikatakan telah menguburkan Bandung Bondowoso di sumur Jalatunda karena kebenciannya terhadap Bandung Bondowoso yang telah membunuh Raja Ratu Boko. Namun, berkat kesaktiannya, Bandung Bondowoso berhasil lolos dari kematian dan berniat untuk menyunting Roro Jonggrang. Sumur tersebut masih ada di kawasan hutan situs dan masih dimanfaatkan oleh warga setempat.
Asal – Usul Situs Arca Gupolo
Asal – Usul Situs Arca disebutkan bahwa Gupolo adalah nama lain dari Agastya. Seorang resi besar yang sangat sakti dan dihormati dalam agama Hindu. Ia dijuluki Mahaguru oleh penduduk setempat dan dipercaya sebagai perwujudan Dewa Siwa yang turun ke dunia untuk mengajarkan Dharma. Namanya juga disebutkan dalam kitab Ramayana dan Mahabharata.
Keistimewaan situs Arca Gupolo di Yogyakarta adalah adanya arca Agastya yang berdiri tegak dengan ukuran dua meter. Memegang senjata trisula, dan dipercaya sebagai perwujudan Dewa Siwa. Di sekitarnya, terdapat tujuh arca Dewa Hindu lainnya yang duduk, meskipun keadaannya sudah tidak berkepala. Sebelah barat daya, terdapat arca Ganesha dengan ukuran 605 x 400 cm dan tebal 125 cm. Namun sayangnya juga sudah tidak berkepala. Barat lautnya, terdapat batu berbentuk segi lima yang tidak beraturan dengan nama Batu Kotak dan Batu Gong. Di sebelahnya, terdapat Batu Blencong dan tiga buah Batu Kandang.
Keunikan lain yang ditemukan di situs Arca Gupolo adalah adanya patok penyangga dengan empat versi tulisan. Yaitu bahasa Indonesia Kuno, bahasa Jawa, bahasa Belanda, dan Nomor Registrasi Situs. Suasana hutan yang sejuk membuat pengunjung betah untuk mengamati situs purbakala ini yang menjadi saksi sejarah masyarakat terdahulu dengan berbagai kepercayaan.
Sebagai manusia modern dan warga negara yang baik, kita seharusnya ikut serta dalam melestarikan warisan dunia ini. Dengan begitu, anak cucu kita kelak dapat mengetahui berbagai ragam kebudayaan dan sejarah yang ada di daerah mereka. Suatu yang merupakan bagian penting dari perkembangan kehidupan masyarakat, terutama di Yogyakarta.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi situs Arca Gupolo yang menakjubkan ini dan merasakan keajaiban sejarah dan kebudayaan yang ada di Yogyakarta. Ayo, jadikan perjalananmu kali ini penuh dengan kegembiraan dan kekaguman!
BACA JUGA : MENGENAL SEJARAH DAN ASAL USUL DANAU TOBA, MARI SIMAK ! ! !