SEJARAH – Kultur suku dieng dengan keindahan alamnya. Dataran tinggi Dieng adalah tempat wisata alam yang menarik dengan nilai tradisi budaya yang unik. Kawasan ini terbentuk akibat letusan Gunung Purba Dieng, yang mengakibatkan sedimentasi dan dislokasi di kawasan tersebut.
Salah satu daya tarik wisata Dieng adalah cerita mistis di balik keindahan panorama alam Dieng Plateau. Bagi sebagian orang, Dieng masih dianggap sebagai tempat para arwah leluhur. Nama Dieng sendiri berasal dari kata “Dyhyang”. Di balik keindahan alam Dieng, budaya masyarakat masih terjaga hingga saat ini.
Salah satu tradisi budaya menarik di Dataran Tinggi Dieng adalah anak berambut gimbal. Fenomena ini merupakan kepercayaan adat dan budaya masyarakat Dieng. Banyak orang yang ingin menyaksikan pemotongan rambut gimbal ini. Anak berambut gimbal diyakini sebagai penjelmaan nenek moyang mereka yang menemukan daerah Dieng.
Menurut cerita sesepuh desa, seorang penguasa bernama Kyai Kolodete memiliki rambut gimbal. Rambut gimbal ini kemudian diwariskan kepada anak-anak mereka. Pemotongan rambut gimbal ini dilakukan dalam acara ruwatan dan biasanya diiringi dengan pemberian hadiah kepada anak tersebut. Sekarang, acara ruwatan rambut gimbal ini menjadi festival budaya yang diadakan di Dieng Culture Festival.
Kultur Tarian Suku Dieng
Tari Lengge dalam Kultur Suku Dieng
Tari Lengger juga merupakan salah satu tradisi budaya yang unik di Dieng. Tarian ini diiringi oleh musik tradisional Gamelan dan ditarikan oleh sekelompok pria dan wanita. Pria mengenakan pakaian tradisional seperti Ebeg, Jarit, dan Sumping, sementara wanita menggunakan Jarit, selendang, kemben, dan mahkota.
Tari Lengger mengisahkan drama asmara Putri Sekar Taji dengan Panji Asmoro Bangun pada masa pemerintahan Prabu Wijaya di Kerajaan Kediri. Yang unik dari Tari Lengger Dieng adalah ketika pesertanya mengalami Mendhem atau Kerasukan, di mana penari seakan-akan berada dalam kondisi diluar sadar dan melakukan tingkah aneh seperti menirukan gerakan hewan, makan kaca, menginjak bara api, dan aksi kekebalan lainnya tanpa merasakan sakit.
Rampak Buto
Rampak Buto adalah tarian asli Dieng yang melibatkan lebih dari 30 penari berpakaian hitam, celana hitam, dan jarit putih. Mereka menggunakan janggut lebat dan gigi yang menonjol. Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai acara, seperti Dieng Culture Festival dan Pekan Budaya Ruwat Anak Rambut Gimbal.
Tari Angguk
Tari Angguk adalah tarian yang menggambarkan cerita Menak atau tokoh-tokoh sejarah lainnya. Tarian ini dipengaruhi oleh unsur-unsur keagamaan dan menggunakan kostum wayang orang. Alat musik yang digunakan antara lain rebana, jidor, dan kendang. Tarian ini dinamakan Angguk karena gerakan lehernya selalu mengangguk-angguk. Pada masanya, tarian ini dibawakan untuk menghormati Raja.
Tarian Kuda Kepang
Tarian Kuda Kepang atau Embleg mengisahkan legenda Raden Panji Asmara Bangun yang sedang mencari kekasihnya, Sekartaji. Seni Tarian ini melibatkan 7 penari, salah satunya sebagai pemimpin atau plandang, dan 6 penari lainnya sebagai prajurit pengikutnya.
Selain itu, Dieng juga menggelar Festival Babad Dieng yang mengajak pengunjung menikmati pertunjukan sendratari, pameran benda pusaka, kajian sejarah Dieng, dan Babad Mataram. Festival ini juga dimeriahkan dengan sendratari Pendet asli Bali, sendratari Semar Bangun Kahyangan, sendratari Ngupadi, Tari Kecak Bali, dan lantunan doa seribu lentera. Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat bermalam dengan tenda di puncak Prau, Sikunir, dan Pakuwojo dengan tema menarik seperti Panorama Seribu Satu Bukit, Keindahan Negeri Seribu Satu Awan, dan Batu Cinta Seribu Satu Angan.
Dengan berbagai tradisi budaya yang menarik dan acara festival yang meriah, Dieng merupakan tempat wisata yang tidak boleh dilewatkan. Nikmati keindahan alamnya sambil menikmati tradisi budaya yang kaya dan unik.
BACA JUGA : SUKU KAJANG DENGAN KULTUR BUDAYA YANG KENTAL