Suku Betawi merupakan salah satu suku di Indonesia yang mempunyai beragam tradisi yang unik. Suku Betawi juga mayoritas penduduknya yang bertempat tinggal di DKI Jakarta, sebagian besar lainnya ada di pinggiran kota seperti Bekasi, Depok, dan Tangerang.
Salah satu tradisi unik yang dimiliki Suku Betawi yang masih lestari, salah satunya saat menyambut Bulan Suci Ramadhan yaitu Nyorog.
Nyorog merupakan tradisi yang membawa makanan dan bingkisan kepada sanak saudara serta tokoh tertua yang ada dalam keluarga masyarakat Betawi.
Berikut ini macam-macam tradisi unik lainnya khas Suku Betawi yang sepatutrnya kita dilestarikan:
- Ondel-Ondel
Ondel-ondel juga merupakan ikon dari kota DKI Jakarta yang tentunya memiliki sejarah panjang. Diketahui, ondel-ondel juga sudah ada sejak abad 16. Sejak itu, ondel-ondel sudah mulai dikenal sebagai boneka raksasa yang diarak oleh warga dari kampung untuk mengusir roh jahat dan harus menjalani proses ritual menyambangi makam kramat.
Namun sayangnya Ondel-ondel kini banyak digunakan sebagai sarana warga untuk mengamen dan menjadi tontonan dianggap merendahkan budaya Betawi. Padahal, sebelumnya icon ondel-ondel dianggap sebagai boneka sakral yang tak bisa digunakan oleh sembarang orang.
- Tanjidor
Dahulukala, tanjidor yang sering dimainkan untuk mengiringi atau mengarak pengantin. Telah diiketahui, alat musik khas Betawi ini sudah ada sejak tahun 1600an. Tanjidor juga merupakan peninggalan kuno Portugis dan Belanda yang mesti dilestarikan dan kita jaga.
Alat musik ini bisa kita dimainkan oleh 7 hingga 10 orang pemain musik. Para pemain tanjidor biasanya mengenakan pakaian seragam kompak. Seragam yang dikenakan para pemain tanjidor yakni berupa pakaian tradisional khas Betawi seperti peci merah, sarung yang dikenakan di atas pundak, serta aksesoris betawi lainnya.
Namun sayangnya, kini tanjidor sudah cukup jarang ditemui kecuali pada acara pernikahan atau hajatan masyarakat Betawi. Padahal sebelumnya, di negara asalnya tanjidor juga masih digunakan untuk mengiringi pesta Santo Gregorius.
BACA JUGA : Mengenal Sejarah dan Profil Candi Kethek
- Silat Beksi
Silat Beksi asal Betawi merupakan salah satu jenis pencak silat khas Indonesia yang masih banyak ditekuni hingga saat ini. Jurus – jurus ini diperkenalkan oleh seorang pesilat asal Tionghoa yang bernama Lie Ceng Oek dan jurus tersebut dibei nama Bie Sie, namun pada akhirnya berubah menjadi Beksi karena logat masyarakat Betawi saat itu.
Ada juga yang mengartikan Bek yang di artikan sebagai pertahanan dan Sie artinya empat, yang berarti pertahanan empat arah. Diketahui juga, silat Betawi pun pernah menjadi alat perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah di jaman pra kemerdekaan.
Orang yang dengan keahlian silat yang tinggi akan dipanggil dengan sebutan jawara dan pastinya sangat disegani oleh banyak orang. Belajar bela diri mulai dari usia muda bagi anak-anak betawi menjadi hal yang wajib, sama wajibnya dengan belajar mengaji. Para jawara juga pada saat itu banya dibekali ilmu agama, karena kekuatan bukan hanya melalui ketahanan fisik. Namun juga kekuatan batin. Hingga Kini eksistensinya hanya sebagai pelengkap upacara pernikahan dan pentas budaya saja.
- Palang Pintu
Tradisi Palang Pintu ini merupakan sebuah kesenian Betawi yang merupakan paduan antara silat dan juga pantun. Palang pintu ini juga masuk menjadi salah satu rangkaian dalam pernikahan orang Betawi. Pada tradisi ini, setiap pengantin pria akan mendapat tantangan dari mempelai wanita untuk menguji kepiawaian teknik bela diri serta kepandaian dalam mengaji.
Diketahui, tokoh paling terkenal Betawi, Pitung (1874-1903). Ternyata telah menjalani tradisi ini saat hendak memperistri Aisyah, yang merupakan putri jawara dengan julukan ‘Macan Kemayoran’, Murtadho.
Istilah palang pintu juga dikalangan masyarakat Betawi diartikan sebagai menghalangi orang lain yang akan memasuki daerah tertentu. Dimana suatu daerah memiliki jawaranya alias pendekar yang siap menghadang. Palang pintu lazimnya muncul saat acara pernikahan atau besanan.