Asal Usul Dan Kultur Pulau Bintan

Estimated read time 3 min read

Asal Usul Dan Kultur Pulau Bintan, Pulau Bintan merupakan sebuah pulau di provinsi Kepulauan Riau. Dimana terdapat Kota Tanjungpinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau. Asal Usul dan Kultur Pulau tersebut ini memiliki tiga pemerintahan, yaitu Pemerintah Kota Tanjungpinang yang berlokasi di Senggarang, Pemerintah Kabupaten Bintan yang berlokasi di Bandar Seri Bintan, dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau di Pulau Dompak ( Tanjungpinang ).

Pulau Bintan merupakan, pulau terbesar di Kepulauan Riau yang terdiri dari hampir 3.000 pulau besar dan kecil. Yang membentang di Singapura dan Johor Bahru, Malaysia. Pulau ini terbentang dari Malaka hingga Laut Natuna Utara. Tanjungpinang adalah ibu kota provinsi ini yang terletak di pesisir barat daya Bintan. Letaknya yang strategis, di semenanjung selatan Malaysia di muara Selat Malaka. Kepulauan Riau pada abad pertama Masehi merupakan tempat favorit kapal dagang India dan Tiongkok.

Destinasi wisata unggulan di sini adalah Bintan Resort, destinasi wisata berupa pantai spektakuler di utara pulau. Dengan luas pasir putih 23.000 hektar, yang menghadap ke Laut Cina Selatan. Pulau ini juga memiliki sejarah menarik, di Tanjungpinang dan Penyengat. Yang menawarkan kesempatan untuk berselancar, berpetualang, dan ekowisata bagi pelajar dan keluarga, namun juga ideal untuk relaksasi dan kebugaran.

Sedangkan bagi yang suka menyelam, Kepulauan Anambas di Laut Cina Selatan. Menawarkan lokasi menyelam yang masih alami, bisa dicapai dari bandara Tanjungpinang. Sedangkan Kepulauan Natuna bisa dicapai dari Batam.

Destinasi Wisata Unggulan

Tak heran jika pada abad ke-18 para pedagang dari Eropa, Portugal, Belanda, dan Inggris saling berebut pulau ini. Saat itu, pulau ini merupakan bagian dari Semenanjung Malaya yang dikuasai Kesultanan Johor-Riau, yang diduduki secara bergantian antara Johor – sekarang Malaysia – dan Riau Lingga, sekarang Indonesia.

Pada tahun 1824, Inggris dan Belanda menutup konflik mereka di pulau ini dengan menandatangani Perjanjian London, yang kemudian menyerahkan seluruh wilayah utara Singapura kepada Inggris, sedangkan wilayah selatan Singapura diserahkan kepada Belanda.

Sejak saat itu, nasib dan sejarah wilayah utara dan selatan Singapura terpisah. Dan Singapura menjadi pusat pengembangan perdagangan Inggris, sedangkan Belanda berkonsentrasi di Jakarta dan Medan, meninggalkan Pulau Bintan.

BACA JUGA : Sejarah Jepang Di indonesia Jejak Negeri Sakura Di Nusantara

Bentuk pertama dari perjanjian ini adalah, pembangunan Bintan Resort, destinasi wisata pantai seluas 23.000 hektar di atas indahnya pasir putih Bintan yang menghadap ke Laut Cina Selatan. Selain itu, salah satu destinasi wisata di pulau ini adalah Pantai Trikora dan Pantai Lagoi yang sudah terkenal hingga ke seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan wisatawan asing mengunjungi Lagoi setiap tahunnya. Kawasan wisata Lagoi terletak di bagian utara Pulau Bintan, dan termasuk dalam wilayah Kabupaten Bintan[1].

Selain pariwisata, potensi pertanian di Pulau Bintan juga sangat menjanjikan, khususnya pertanian sayuran dataran rendah dan hortikultura. Potensi pertanian Pulau Bintan tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Bintan antara lain Kecamatan Toapaya, Kecamatan Bintan Timur, Kecamatan Teluk Sebong dan Kecamatan Teluk Bintan. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 2 Tahun 2012 tentang Perencanaan Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), Kecamatan Toapaya ditetapkan sebagai kawasan Agropolitan.

You May Also Like

More From Author